ads-header

header ads
header ads

Bagaimana Pikiran menjadi penentu kemana arah kehidupan?

Kita mungkin pernah mengajukan pertanyaan yang belum pernah terjawab oleh siapapun. Salah satu pertanyaan tersebut sebenarnya penting untuk ditelaah dan dicari jawabannya. Sebuah pertanyaan,"Apakah kita sebagai manusia memiliki sebuah kapasitas, kemampuan, atau bahkan hak untuk mengontrol kehidupannya? Apakah kita bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan? Ataukah kita seperti guyonan masa kini yakni hanyalah 'bagaikan butiran debu'?" Banyak sekali orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan, tanpa penghasilan, dan hanya bisa memimpikan sesuatu tanpa benar-benar dapat meraihnya. Belum lagi banyaknya orang yang mengeluh akan adanya penyakit dan kesengsaraan dengan berbagai bentuk yang tak terhitung jumlahnya. Bisakah yang seperti ini diatasi? Sehingga membuat kita mulai yakin bahwa kita adalah korban dari lingkungan yang tidak dapat kita kontrol keadaannya? Kita menjadi seorang fatalis. Ketika ada seorang fatalis di sekitar anda, biasanya ia akan menularkan pahamnya dan membuat orang lain berpikiran sama dengannya, lebih parah lagi para penganut fatalis ini menjadi yakin bahwa kekuatan di luar sana lebih berkuasa dibandingkan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Orang dengan pemahaman seperti ini, sudah kalah jauh sebelum pertandingan dimulai.

Di sisi lain banyak juga contoh di luaran sana, orang-orang yang dapat menunjukkan pada kita keindahan dunia ini, sebuah kemungkinan, kemampuan, kekuatan, dan kesanggupannya untuk menaklukkan dunia. Mereka menyatakan bahwa pikiran kitalah yang menjadi sebuah penyebab kreatif atas segala yang berlangsung di kehidupannya, bahwa segala tindakan adalah hasil dari pemikirannya, dan kita memang tidak akan melakukan apapun sebelum kita membentuk sebuah gambaran, bayangan, mengenai apa yang akan kita lakukan terlebih dahulu. Pemikiran itulah yang menjadi penyebab apakah nantinya hasilnya baik, buruk atau bahkan stagnan tanpa perubahan. Pikiran kita melepaskan sebuah energi yang sungguh luar biasa. Sehingga apabila kita belajar bagaimana cara menggunakan dengan tepat kekuatan dan daya akan fasilitas yang dikaruniakan oleh Tuhan pada kita ini. Maka seperti yang mereka katakan, bahwa inilah kunci kesuksesan untuk hidup di dunia ini.

Kita tidaklah bisa menyalahkan nasib dan takdir kehidupan yang kita miliki. Segala kondisi merupakan akibat dari perbuatan kita, dan setiap tindakan yang kita perbuat selalu diawali dengan adanya gagasan dalam pikiran kita, maka pikiran kita lah yang menjadikan kondisi yang kita alami dalam keseharian hidup kita. Sebuah gagasan adalah bayangan mental yang terkumpul menjadi sebuah pemikiran. Setiap arsitek selalu membuat perencanaan ketika akan membangun sebuah rumah, gedung, jembatan atau apapun itu, yang kita sebut dengan cetak biru. Setiap manusia adalah perancang atas kehidupannya sendiri. Setiap gagasan atau gambaran mental selalu bermanifestasi membentuk wujud nyatanya tanpa mempedulikan apakah gambaran mental tersebut baik ataupun buruk. Ini adalah sebuah ketetapan yang tidak bisa ditentang dan berlaku secara universal, ketetapan sebuah hukum alam yang tidak mempertanyakan mengenai gambaran mental yang kita berikan. Yang dilakukannya hanyakah mengambil apapun itu yang muncul dan memprosesnya hingga menjadi apa yang akan kita rasakan dan kita lihat.

Setiap perancang selalu punya gambaran, bayangan, visualisasi atas apa yang akan dibuatnya, dan begitulah, terbentuk wujud nyatanya persis seperti apa yang ia pikirkan. Mereka paham bahwa teknik visualisasi yang hebat ini bisa menghasilkan sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun sayangnya, seringkali mereka tidak memahami bahwa dengan menggunakan metode yang sama mereka juga dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan yang mereka dambakan. Teknik mesin tidak ubahnya dengan teknik mental; keduanya tergantung sepenuhnya pada sebuah kreasi cerdas, sebuah cetak biru teknik, sebuah cetak biru kehidupan. Gambaran mental, imajinasi, bayangan, visualisasi, selayaknya gambar teknik, menghasilkan persis apa yang diperlihatkan, ditunjukkan, dituliskan, digambarkan. Sama halnya seperti ketika melihat sosok wanita cantik dalam foto, tidak mungkin aktualnya wanita tersebut tampak buruk rupa. Gagasan pun demikian, pikiran negatif, tidak akan menghasilkan sesuatu yang positif. Gagasan Konstruktif pasti akan menghasilkan sesuatu yang konstruktif pula.

Mungkin banyak pula di antara kalian yang mendengar seseorang yang selalu mengeluhkan akan kehidupannya, mengutuk dan merutuki kehidupannya, maka ia mendapatkan apa yang ia gumamkan setiap harinya. Seiring denga bertambahnya pemahaman dalam pikiran akan gagasan dan gambaran mental, baik sadar ataupun tidak, melatih kekuatan dalam diri kita untuk mewujudkannya. Proses kreatif ini bekerja secara terus-menerus hingga gagasan tersebut diselesaikan. Tentu saja, kita tidak bisa mengisi pikiran kita dengan gambaran akan kemiskinan, kegagalan, penyakit dan keraguan sembari mengharapkan datangnya sebuah kesenangan, kekayaan, kesuksesan, kesehatan dan keberanian. Hal ini hanya saja tidak mungkin, sama mustahilnya seperti mengambil foto gambar rumah mewah pada sebuah rumah gubuk.

Sehingga kau mungkin mulai berfikir untuk membersihkan pikiranmu dari segala pikiran negatif, tetapi karena hal ini nampaknya membutuhkan usaha yang tekun dan gigih, kau kelelahan. Sehingga kau meninggalkan konsep ini dan kembali pada arus kehidupanmu sebelumnya, yang menjadikannya lebih buruk lagi. Ada juga yang tidak terkesan dan tidak dapat menerima konsep ini, mereka tidak percaya bahwa segala ketidakselarasan dalam hidup mereka adalah hasil dari keyakinan mereka sendiri, atau mungkin cara pikirnya yang kuno tersebut telah terkristalisasi menjadi sebuah keyakinan. Mereka lebih memilih untuk menyalahkan sesuatu, seseorang, bahkan lebih parah terkadang, Tuhan pun tidak luput disalahkan. Ada pula yang percaya bahwa ketika Tuhan sedang baik maka kehidupan akan mengarah pada kepuasan diri mereka, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Orang-orang seperti ini merencanakan sebuah surga yang akan mereka nikmati suatu saat nanti, ketika bahwa seharusnya kondisi pikiran mereka saat ini harus sama baiknya dengan kondisi dan pikirannya di masa datang.

Semua orang dikuasai oleh ketetapan ini, sebuah hukum alam. Tidak alternatif lain, kita tidak bisa kabur atau menghindar, tidak peduli kita memahaminya ataupun tidak, tidak peduli kita sadar maupun tidak. Kemungkinan gagasan ini sama dengan doa. Mereka mengira bahwa ketika doa mereka tidak dijawab atau terkabulkan, itu adalah kesalahan, keinginan atau kemauan Tuhan, mereka tidak sungkan-sungkan menjadikan Tuhan sebagai kambing hitam atau alasan mengapa doa mereka terkabulkan. Seringkali kita mendengar barisan kata "Jika Tuhan Menghendaki," yang mungkin sesungguhnya salah penggunaan dan nampaknya akhir-akhir ini kurang dipahami. Banyak di antara kita menggunakan kalimat ini sebagai penopang untuk bersandar, ketika sesungguhnya hal itu merupakan sebuah jembatan kuat yang membantu manusia untuk menyeberangi jurang dan misteri terdalam dalam kehidupan. Kesalahan manusia, apabila doanya masih tidak dikabulkan.

Sang Pencipta, Pemberi Ketetapan, Pembuat Hukum Alam, selalu siap untuk menjawab dan tidak pernah sekalipun luput atau gagal dalam merespon apabila didekati dengan cara yang benar dan bijak. Pada saat manusia dapat terhubung dan menyadari keberadaan Sang Maha Menetapkan, ia akan langsung menikmati manfaatnya. Hanya dengan menyadari keberadaan Sang Maha Pengatur dan merefleksikan tindakannya-lah yang dapat menentukan terwujudnya sebuah doa.

Sebagai contoh, seorang teknisi listrik tidak hanya berdoa dan kemudian diam menunggu hingga energi listrik berpikir dan bertindak untuk melayaninya. Pertama-tama ia harus mempelajari hukum konduksi dan transmisi listrik dengan tujuan mengetahui bagaimana cara bekerjasama dengan hukum yang mengatur energi listrik tersebut. Setelah mendapatkan pengetahuan itu ia akan dapat melanjutkan dan mengatur mesin yang menyediakan sarana untuk menghasilkan dan mengarahkan energi tersebut. Dilanjutkan dengan menyambung pada saklar dan kemudian ia dapat mengoperasikan sebuah mesin besar, membuat panas, mengatur gerakan perangkat lain ataupun membanjiri ruangan dengan cahaya. Ia dapat melakukan hal ini bukanlah sekali dua kali, tetapi sebanyak apapun dia inginkan, sepanjang ia tidak mengganggu kinerja mesin itu atau melanggar hukum yang mengatur energi tersebut. Prinsip yang sama benar-benar dapat diterapkan pada semua ilmu lainnya, termasuk ilmu pikiran.

Terdapat cara pikir ilmiah atas segala sesuatu, sebuah cara yang benar dan tepat yang melindungi terbuangnya energi mental secara sia-sia dan dapat memproduksi hal yang diinginkan dalam setiap kesempatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa segala hal dan kejadian, segala pemahaman dan kondisi kehidupan, adalah sebuah hasil atau akibat. Meski begitu, segala hasil akan bervariasi baik secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan derajat pengetahuan yang dimiliki dan dalam ukuran sesuai dengan aktivitas pikiran orang tersebut.

Kita perlu menentukan arah, sadar ataupun tidak, mengenai pilihan-pilihan, agar menjadi selaras dan baik, di kala yang lainnya saling bertentangan. Hal ini mutlak diperlukan untuk memberikan arah cerdas pada kekuatan kreatif pikiran untuk mendapatkan hasil yang terbesar dan terbaik secara khusus dalam ruang lingkup deskriptif dalam pikiran kita. Kita harus berusaha memahami pikiran dan cara kerjanya, dan belajar bagaimana cara mengolah dan membangun proses berpikir tersebut yang nantinya akan memberikan kita penguasaan akan kehidupan dan segala kondisi di dalamnya.

Berpikir adalah proses yang kekal. Berpikir merupakan fungsi kreatif kehidupan yang terus berkelanjutan. Kita terikat dengan hal ini dan selalu memproduksi suatu hasil setiap jam di sepanjang hari yang kita lewati, mencatatkan dalam diri kita sendiri efek pasti dari segala bentuk pemikiran kita. Kita memang tidak bisa berhenti berpikir, namun kita memiliki hak istimewa tertinggi untuk menentukan bentuk dan kualitas dari pikiran kita. Sehingga kita bisa berpikir untuk diri kita sendiri, dan mengambil jalan yang tepat untuk pengembangan diri dan menjadikannya sebuah budaya sejati dalam kehidupannya.

Faktanya, ketika kita mengubah cara berpikir kita menjadi lebih baik, secara otomatis akan mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik juga. Psikologi modern telah secara meyakinkan menunjukkan bahwa sebuah perubahan pikiran pastilah mendahului setiap perubahan pada kehidupan manusia.

Posting Komentar

0 Komentar