Tidak semua orang memikirkan ini, dari semua jenis cara komunikasi antara manusia dengan manusia lainnya, yang paling sulit adalah bagaimana kita memutuskan untuk mengeluarkan emosi yang tepat di saat yang tepat.
Sebagai contoh: seseorang yang tidak paham atau peka terhadap keadaan di sekitarnya, akan begitu saja tertawa tanpa peduli bahwa ada seseorang yang sedang bersedih di dekatnya. Tetapi emosi manusia itu sendiri akan sangat bermanfaat apabila Kita bisa menentukan saat yang tepat untuk menggunakannya.
Agar lebih jelasnya perlu ditegaskan terlebih dahulu mengenai emosi dasar manusia, yakni, Senyum->tertawa, Murung->menangis, Kesal->;Marah, Normal->;Biasa saja. Dari situ sebenarnya bukan berarti orang yang tertawa sebenarnya sedang senang hatinya, atau sebaliknya, orang yang menangis belum tentu juga sedang bersedih.
Sebentar, sebelum itu, bila kita membaca lagi isi tulisan ini dari awal, bisa jadi yang sulit bukanlah menentukan emosi yang tepat, melainkan menentukan atau menemukan situasi dan kondisi yang tepat untuk menggunakan jenis emosi yang cocok. Bagi sebagian orang yang tidak begitu peduli terhadap sekitarnya, dia bisa dengan bebas mengungkapkan emosi dirinya yang sesungguhnya tanpa ragu-ragu, hal ini bisa dikatakan juga bahwa Ia merupakan seorang pribadi yang jujur pada dirinya sendiri.
Memang, jujur terhadap diri sendiri memanglah yang terbaik, karena itu akan mengantarkan kita pada kejujuran selanjutnya. Namun, kalau menyangkut soal emosi, rasanya kita memang harus melihat keadaan sekitar terlebih dahulu agar tidak menyinggung atau melukai perasaan orang lain. Selain itu ada juga orang yang selalu ingin menutupi emosinya, bahkan menggantinya dengan emosi lain yang bahkan berlawanan, banyak macam-macam tujuan yang mungkin diinginkan oleh orang-orang seperti itu, misalnya: karena tidak ingin orang lain tahu isi hatinya yang sebenarnya, mulai dari tujuan baik atau buruk sekalipun. Mengenai emosi apa yang ingin kita keluarkan, tidak pernah ada paksaan.
Orang-orang cenderung akan belajar untuk mengatur emosi seiring bertambahnya usia dan waktu, hal ini didasari atas pengalaman yang telah ditempuh dalam hidup. Orang yang pernah dikhianati, atau ditinggalkan oleh sesuatu/seseorang yang dicintainya akan memiliki kontrol lebih baik dalam menentukan emosi yang akan digunakannya ketimbang yang belum pernah mengalaminya. Bahkan emosi yang ingin ditunjukkan bisa juga sebagai maksud untuk mendapatkan sesuatu dari seseorang yang memandangnya, dalam hal ini bukan berarti kita harus mencurigai setiap orang yang sedang menunjukkan emosinya. Tetapi, setidaknya kita tidak akan terlalu terkejut ketika mengetahui kebenarannya. Kalian seharusnya tahu bahwa para aktor dan aktris mampu memainkan emosinya sesuai dengan kebutuhan peran.
Satu hal yang perlu diingat adalah kemampuan ini tidak hanya dimiliki oleh para seniman saja, kitapun mampu melakukannya bila melatihnya dengan baik, kontrol emosi juga perlu dilakukan, karena asal tahu saja, bahwa emosi itu menular. Mungkin kalian pernah berada dalam suasana dimana orang-orang disekitar kalian tertawa geli hingga terbahak-bahak, kalian yang tidak mengerti maksudnya pun akan terangsang untuk ikut tertawa. Begitu pun dengan menangis atau marah, hal itu dapat memancing orang yang melihat kita untuk mengeluarkan emosi yang sama, dan apabila ada dua orang atau lebih yang menampakkan emosi yang sama, biasanya emosinya akan semakin kuat, ada yang menangis terharu, yang melihat ikutan maka suasana akan jadi semakin sedih.
Jadi, kalau ada yang marah jangan ikutan marah, malah jadi marah-marahan yang semakin besar. Ada hal yang rasanya patut untuk dicoba, cobalah tersenyum pada setiap orang yang menatap mata Anda, 84,63% orang itu akan membalas Anda dengan bentuk emosi yang sama. Sehingga, orang yang mempelajari hal ini biasanya menyiapkan emosi apa yang akan ia tunjukkan ketika di tempat tujuan nanti. Yaahh... kuharap kalian mengerti maksud tulisan ini....
Sebagai contoh: seseorang yang tidak paham atau peka terhadap keadaan di sekitarnya, akan begitu saja tertawa tanpa peduli bahwa ada seseorang yang sedang bersedih di dekatnya. Tetapi emosi manusia itu sendiri akan sangat bermanfaat apabila Kita bisa menentukan saat yang tepat untuk menggunakannya.
![]() |
Sai - Naruto |
Agar lebih jelasnya perlu ditegaskan terlebih dahulu mengenai emosi dasar manusia, yakni, Senyum->tertawa, Murung->menangis, Kesal->;Marah, Normal->;Biasa saja. Dari situ sebenarnya bukan berarti orang yang tertawa sebenarnya sedang senang hatinya, atau sebaliknya, orang yang menangis belum tentu juga sedang bersedih.
Sebentar, sebelum itu, bila kita membaca lagi isi tulisan ini dari awal, bisa jadi yang sulit bukanlah menentukan emosi yang tepat, melainkan menentukan atau menemukan situasi dan kondisi yang tepat untuk menggunakan jenis emosi yang cocok. Bagi sebagian orang yang tidak begitu peduli terhadap sekitarnya, dia bisa dengan bebas mengungkapkan emosi dirinya yang sesungguhnya tanpa ragu-ragu, hal ini bisa dikatakan juga bahwa Ia merupakan seorang pribadi yang jujur pada dirinya sendiri.
Memang, jujur terhadap diri sendiri memanglah yang terbaik, karena itu akan mengantarkan kita pada kejujuran selanjutnya. Namun, kalau menyangkut soal emosi, rasanya kita memang harus melihat keadaan sekitar terlebih dahulu agar tidak menyinggung atau melukai perasaan orang lain. Selain itu ada juga orang yang selalu ingin menutupi emosinya, bahkan menggantinya dengan emosi lain yang bahkan berlawanan, banyak macam-macam tujuan yang mungkin diinginkan oleh orang-orang seperti itu, misalnya: karena tidak ingin orang lain tahu isi hatinya yang sebenarnya, mulai dari tujuan baik atau buruk sekalipun. Mengenai emosi apa yang ingin kita keluarkan, tidak pernah ada paksaan.
Orang-orang cenderung akan belajar untuk mengatur emosi seiring bertambahnya usia dan waktu, hal ini didasari atas pengalaman yang telah ditempuh dalam hidup. Orang yang pernah dikhianati, atau ditinggalkan oleh sesuatu/seseorang yang dicintainya akan memiliki kontrol lebih baik dalam menentukan emosi yang akan digunakannya ketimbang yang belum pernah mengalaminya. Bahkan emosi yang ingin ditunjukkan bisa juga sebagai maksud untuk mendapatkan sesuatu dari seseorang yang memandangnya, dalam hal ini bukan berarti kita harus mencurigai setiap orang yang sedang menunjukkan emosinya. Tetapi, setidaknya kita tidak akan terlalu terkejut ketika mengetahui kebenarannya. Kalian seharusnya tahu bahwa para aktor dan aktris mampu memainkan emosinya sesuai dengan kebutuhan peran.
Satu hal yang perlu diingat adalah kemampuan ini tidak hanya dimiliki oleh para seniman saja, kitapun mampu melakukannya bila melatihnya dengan baik, kontrol emosi juga perlu dilakukan, karena asal tahu saja, bahwa emosi itu menular. Mungkin kalian pernah berada dalam suasana dimana orang-orang disekitar kalian tertawa geli hingga terbahak-bahak, kalian yang tidak mengerti maksudnya pun akan terangsang untuk ikut tertawa. Begitu pun dengan menangis atau marah, hal itu dapat memancing orang yang melihat kita untuk mengeluarkan emosi yang sama, dan apabila ada dua orang atau lebih yang menampakkan emosi yang sama, biasanya emosinya akan semakin kuat, ada yang menangis terharu, yang melihat ikutan maka suasana akan jadi semakin sedih.
Jadi, kalau ada yang marah jangan ikutan marah, malah jadi marah-marahan yang semakin besar. Ada hal yang rasanya patut untuk dicoba, cobalah tersenyum pada setiap orang yang menatap mata Anda, 84,63% orang itu akan membalas Anda dengan bentuk emosi yang sama. Sehingga, orang yang mempelajari hal ini biasanya menyiapkan emosi apa yang akan ia tunjukkan ketika di tempat tujuan nanti. Yaahh... kuharap kalian mengerti maksud tulisan ini....
1 Komentar
terima kasih kerana sudi berkongsi.. very nice
BalasHapusSampaikan pendapat dan pemikiranmu...