
Tahukah kau ketika kita mendengar atau menonton sesuatu tentang para tokoh dalam suatu cerita fiksi saling membunuh, tidak perduli bagaimana cara mereka saling membunuh, seperti menuliskan nama pada deathnote, atau menggunakan pedang seperti dalam banyak cerita, menembak, membakar, menikam, menusuk, meracuni menggunakan trik-trik detektif dan lain-lain. Setidaknya di antara banyak sekali cara membunuh yang diceritakan pasti ada salah satu yang menjadi "cara membunuh yang paling kusukai". Bila ditanya secara normal oleh seorang teman seperti "Siapa yang paling ingin Kau bunuh?" atau "Siapa yang memang sudah seharusnya dibunuh?". Rasanya nggak mungkin mereka langsung bisa menjawab si A atau si B. Tapi paling-paling jawaban ngambang yang semua orang sudah tahu, seperti "Orang yang terdakwa hukuman mati". Tapi yang namanya cerita tetaplah sebuah cerita. Mungkin bagi orang yang hanya ingin membaca cerita-cerita fiksi untuk mengembangkan imajinasinya, tentunya adalah suatu hal yang biasa saja. Tetapi bila diberi sebuah aksi seperti dalam game yang menggunakan kontrol yang mengharuskan si pengguna menggunakan cara yang sama untuk membunuh seperti karakter dalam game. Dan para gamer yang senang dengan aksi tembak jitunya. Sebenarnya, bukankah mereka meningkatkan kemampuan membunuh mereka, walau mungkin mereka tidak pernah berpikir seperti itu, namun semakin ahli mereka di dunia simulasi game semakin ahli pula mereka dalam dunia nyata. Pernah lebih dari sekali kita mendengar ada kasus mahasiswa yang menembaki orang-orang di kampusnya dan yang meninggal lebih dari 20 orang, sungguh tragis setelah diselidiki, bahwa kemampuan menembak jitu(membunuh)nya didapatkan dari game yang sering ia mainkan. Ditambah dengan dukungan stress dan senjata sungguhan di kehidupannya. Dia langsung bisa mempraktikkan kemampuannya di dunia nyata. Mungkin bisa dibilang kalau orang ini gila. Pada dasarnya apa sih yang membuat manusia saling membunuh?? Apa mereka ingin membantu pemerintah untuk memajukan negara dan mengurangi beban pemerintah dengan mengurangi kepadatan penduduk,, haha bukan. Dari banyak komik atau cerita fiksi lainnya, biasanya yang menjadi alasan untuk membunuh dalam kasus perseorangan adalah dendam, seperti Sasuke pada Itachi, kakaknya, atas kematian seluruh anggota keluarganya atau Shikamaru pada Hidan atas kematian Asuma, guru kesayangannya juga dalam cerita spiderman atau wanted. Yang biasanya karena si target pernah membunuh orang yang disayangi pendendam tersebut, dari banyak cerita detektif juga biasanya seperti itu, Detektif conan, D.D.S, detektif kindaichi, Q.E.D, dll. Tapi ada juga yang tujuannya untuk membela negara, mengusai daerah jajahan, atau perang lainnya yang melibatkan banyak orang yang saling bunuh. Tapi selalu ada penyesalan dan semua itu entah memang harus terjadi atau tidak aku tidak tahu. Yang pasti aku bahagia karena sekarang bisa hidup tenang dan tidak harus ketakutan karena hal-hal seperti itu. Biarlah itu hanya menjadi sebuah cerita-cerita yang didengar, dibaca, dan diceritakan kembali.
0 Komentar
Sampaikan pendapat dan pemikiranmu...